Utang pemerintah pusat setiap tahunnya terus bertambah. Namun, jumlah utang dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) atau rasio utang masih di level aman. Makin rendah rasio, maka semakin membaik utang Indonesia. Artinya, risikonya semakin rendah. Dari awal Januari hingga Agustus 2017, total utang pemerintah pusat sebesar Rp 3.825,79 triliun, meningkat Rp 45,81 triliun dari bulan Juli 2017.
Dengan menggunakan asumsi Produk Domestik Bruto (PDB) dalam APBN-P 2017 sebesar Rp 13.613 triliun, maka rasio total outstanding utang pemerintah mencapai 28,1% terhadap PDB. Rasio utang pemerintah juga masih di bawah batas maksimal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu sebesar 60%. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, nilai utang Indonesia setiap tahunnya memang mengalami kenaikan. Namun, rasio utang setiap tahun juga terus menurun seiring dengan semakin meningkatnya PDB Indonesia.
Dengan menggunakan asumsi Produk Domestik Bruto (PDB) dalam APBN-P 2017 sebesar Rp 13.613 triliun, maka rasio total outstanding utang pemerintah mencapai 28,1% terhadap PDB. Rasio utang pemerintah juga masih di bawah batas maksimal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu sebesar 60%. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, nilai utang Indonesia setiap tahunnya memang mengalami kenaikan. Namun, rasio utang setiap tahun juga terus menurun seiring dengan semakin meningkatnya PDB Indonesia.
Menurut pendapat saya, Utang bukanlah tujuan dari suatu negara, melainkan sebuah instrumen dalam anggaran pendapatan dan belanja negara. Utang luar negeri juga bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi Indonesia selaku Negara yang masih dalam tahap berkembang. Karena setiap negara tiap tahunnya haruslah berkembang sehingga dari masa ke masa jumlah hutang bertambah sehingga tak asing lagi bahwa utang negara bertambah terus menrus tiap tahunnya. Selain itu, dalam pengadaan utang memiliki aturan yang tidak boleh melebihi 60% dari GDP negara dan Indonesia memiliki jumlah utang yang masih dibawah batas maksimal tersebut. Alasan - alasan yang mengakibatkan Indonesia harus melakukan utang luar negeri, yaitu:
Walaupun utang negara semakin meningkat sesungguhnya utang tersebut sangat bermanfaat untuk negera, sebab dengan adanya utang negara dapat membangun infrastruktur yang lebih baik sehingga perkembangan perekonomiannya menjadi lebih baik sehingga masyarakatnya dapat lebih sejahtera. Selain itu negara juga dapat menutupi kekurangan anggaran anggaran negara. utang juga dapat membuat investasi akan terus meningkat karena adanya modal yang terpenuhi dari pengadaan utang negara.
Namun demikian negara juga perlu hati-hati dengan dampak apa saja yang terjadi apabila ingin mengadakan utang kepada negara lain agar tidak merugikan dikemudian hari. Berbagai risiko atas utang harus diantisipasi dengan baik agar tidak menjadi government debt bubble yang mengakibatkan krisis karena negara tidak mampu membayar utang domestik ataupun asing. Ini ditandai dengan pendapatan nasional lebih kecil dari anggaran pembiayaan utang dan belanja pemerintah. Jadi, diperlukan tata kelola dan manajemen utang guna mengaji perencanaan utang secara tepat.
Dampak yang akan diakibatkan utang negara yaitu memberi beban pada APBN sebab dalam pembayaran utang negara menyita porsi yang banyak dalam APBN. Sehingga pemerintah pemerintah harus menyisihkan penerimaannya untuk membayar utang dan mengurangi alokasi belanja negara pada berbagai sektor. Selain itu utang dapat berdampak pada kemandirian suatu negara sebab apabila negara sudah terlilit utang maka negara akan mungkin dapat diintervensi oleh negara lain.
- Utang luar negeri memang dibutuhkan Indonesia sebagai tambahan modal Negara yang menyangkut dengan pembangunan prasarana fisik.
- Utang luar negeri dapat digunakan sebagai penyeimbang neraca pembayaran Negara.
- Meningkatnya Kebutuhan Investasi
Walaupun utang negara semakin meningkat sesungguhnya utang tersebut sangat bermanfaat untuk negera, sebab dengan adanya utang negara dapat membangun infrastruktur yang lebih baik sehingga perkembangan perekonomiannya menjadi lebih baik sehingga masyarakatnya dapat lebih sejahtera. Selain itu negara juga dapat menutupi kekurangan anggaran anggaran negara. utang juga dapat membuat investasi akan terus meningkat karena adanya modal yang terpenuhi dari pengadaan utang negara.
Namun demikian negara juga perlu hati-hati dengan dampak apa saja yang terjadi apabila ingin mengadakan utang kepada negara lain agar tidak merugikan dikemudian hari. Berbagai risiko atas utang harus diantisipasi dengan baik agar tidak menjadi government debt bubble yang mengakibatkan krisis karena negara tidak mampu membayar utang domestik ataupun asing. Ini ditandai dengan pendapatan nasional lebih kecil dari anggaran pembiayaan utang dan belanja pemerintah. Jadi, diperlukan tata kelola dan manajemen utang guna mengaji perencanaan utang secara tepat.
Dampak yang akan diakibatkan utang negara yaitu memberi beban pada APBN sebab dalam pembayaran utang negara menyita porsi yang banyak dalam APBN. Sehingga pemerintah pemerintah harus menyisihkan penerimaannya untuk membayar utang dan mengurangi alokasi belanja negara pada berbagai sektor. Selain itu utang dapat berdampak pada kemandirian suatu negara sebab apabila negara sudah terlilit utang maka negara akan mungkin dapat diintervensi oleh negara lain.
Namun untuk mencegah terjadinya dampak yang semakin memburuk terdapat beberapa hal yang bisa diusahakan pemerintah untuk mengurangi utang luar negeri. Seperti memperketat regulasi impor, dan mengupayakan penggunaan barang-barang dalam negri sehingga dapat mengurangi biaya yang timbul karena impor dan memperdayakan masyarakat sehingga dapat lebih sejahtera. Mempermudah regulasi ekspor guna meningkatkan gairah perekonomian negara sehingga dapat menghasilkan pendapatan lebih untuk membiayai kekurangan anggaran dan melunasi utang negara sebelumnya. Mengawasi pemungutan pajak dan menghukum berat pihak yang melanggar, dengan begitu negara akan memperoleh pendapatan negara sehingga utang dapat berkurang. Serta dengan mengurangi pengeluaran yang tidak terlalu penting sehingga dana dapat dialokasikan kepada sektor yang lebih membutuhkan.
Referensi:
https://kumparan.com/@kumparannews/infografis-perkembangan-utang-indonesia-dari-masa-ke-masa [
Diakses pada 24 April 2018, pukul 20.15 WIB ]